Selasa, 20 Januari 2009

Di bawah kibaran bendera


Aku berdiri di depan lapangan bina pemuda II sambong saat sore menjelang. Hari itu aku ingin menjalani rutinitasku sehari hari, bermain sepakbola., tapi lapangan dipakai upacara agustusan dan suasana hiruk pikuk sedang ramai ramainya berlangsung. Beberapa anak SMK Negeri Purwosari berjejer meneduh di kerindangan pohon kersen. Di pinggirnya, tiang pancang bendera merah putih berkibaran..angin berhembus kencang…

“Lihat, Bendera bergerak,” kata seorang diantaranya.

” Goblok kamu, Yang bergerak angin, bukan Bendera” balas Murid lain.

Murid pertama tersinggung.

”Bendera”

”Angin”

”Bendera”

Berada pada situasi itu serasa mengirimkanku ke dunia lain, dan mendengar pembicaraan keduanya, aku tersenyum...

Segala sesuatunya terasa cair....

”Absurd...”

Seorang temanku melatih lemparan bolanya di beranda warung pak kamitua, bosan menunggu kerumunan itu segera berlalu, dan berharap segera memakai lapangan.

Tiba tiba dalam bayanganku bola yang dilempar ke atas itu melayang, terapung apung di udara...

Menari nari...

Bayangkan aku terapung apung dalam sebuah ruang kosong hitam pekat; tanpa udara; beku;tanpa debu, tanpa planet. Kosong layaknya langit hitam di atas sana.

Tiba tiba seorang astronout muncul di depan.mendekat ke arahku.

Tapi siapa bisa tahu jika dia yang mendekat?

Muncul lagi seorang astronout kedua disampingku, diam, mengatakan bahwa akulah yang bergerak.

Tapi siapa juga yang tahu jika astronot kedua itu memang diam, sehingga bisa berkata siapa mendekati siapa?

Siapa bisa bilang siapa mendekati siapa?pada hakikatnya?

Karena kita hanya bisa mengatakan bahwa sesuatu bergerak menurut titik referensi mana.

Relatif....

” Kebenaran bergantung pada siapa yang melihatnya”

Dan untuk mengatakan segalanya relatif, berarti mengatakan segalanya related.

Aku bergerak, karena ada astronot kedua yang diam. Temperatur dua derajat ada karena ada yang disebut 10 derajat.

Berpasang pasangan.

Bahkan balok balok materi newton yang dulu konon paling mutlak berdiri sendiri, pun sebenarnya ”tidak ada”

Segala yang kita lihat di depan kita sebenarnya tidak ada...

” karena yang kita sebut massa adalah sebetulnya 99,99% kosong. Energi” kata einstein saat menemukan E = MC2

Serba mengalir dan serba berubah. Seperti ide.

Dan serba bertautan, karena energi tersebut hanya satu, seperti kata guru SMP kita dulu, energi panas hanyalah energi gesekan yang berubah bentuk.

Dan energi dari dulu sama dan tak pernah berubah, tak tercipta maupun tak pernah musnah....

Yang bergerak pikiran” kataku melerai dan mendamaikan dua anak tadi.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar